Selasa, 17 Maret 2009

Tukang Cat dan Politikus

Bagaimana seorang tukang cat bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang terbaik? Tiba-tiba saja pertanyaan sepele itu melintas di otakku. Maklum saat ini di kantorku sedang ada 2 orang tukang yang sedang mengecat tembok kantor. Kalau aku perhatikan kadang aku menjadi tidak sabar sendiri karena sepertinya mereka bekerja dengan begitu pelan dan lemah lembut saat mengayunkan kuasnya. Seperti tingkah orang yang malas dan tidak agresif dengan pekerjaannya.
Lama aku amati, dan begitu sebagian pekerjaan mereka telah selesai aku jadi sadar sendiri. Ternyata dengan cara seperti itulah justru mereka bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan hasil yang baik. Tembok yang telah dicat terlihat bersih, rata dan pekerjaan mereka pun bisa lebih menghemat cat dan tidak memakan waktu lama.
Coba anda bayangkan kalau tukang cat itu bekerja dengan grusa-grusu, serampangan dan pengen cepat selesai. Hasilnya pasti akan lebih jelek, tidak rata, belepotan di sana sini dan akan membutuhkan cat yang lebih banyak. Nah kalau anda adalah bosnya, pastilah anda akan marah bukan?
Mungkin benar juga kalau ada yang bilang serahkan segala urusan kepada ahlinya karena akan menjadi lebih efektif dan efisien. Jangan berlagak sok dan mau menang sendiri. Biarlah setiap manusia menerima bagian dari tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Jangan maunya semua hal bisa kita kuasai. Asal ada tempat basah saja semua orang berbondong-bondong datang. Giliran kewajiban di tagih, eh malah mangkir, menghilang dan mencari seribu satu alasan.
Kata orang jadi wakil rakyat itu hidupnya enak, penuh fasilitas dan terhormat, tapi kalau anda bukan seorang politikus dan berharap bisa menjadi anggota dewan, lantas mau jadi apa negeri ini?
Semoga saja kita semua bisa berkaca pada seorang tukang cat, sehingga para wakil rakyat pun bukan hanya sekedar seorang “politikus” (polisi dan tikus).

Tidak ada komentar: