Selasa, 21 April 2009

Just For Today


"apa yang kita lihat nyata sebenarnya adalah hampa.. tetapi apa yang kita lihat hampa sebenarnya adalah nyata.. sesungguhnya kesabaran yang kita latih akan mengalami banyak sekali kebosanan dan kepahitan tapi percayalah itulah yang sesungguhnya adalah nyata dan kita akan meraih apa yang selama ini kita impikan yaitu kesuksesan sejati.."


Yensen Halim

Rabu, 08 April 2009

Kisah 7 Burung Gagak

Menyenangkan kalau kita teringat masa kecil. Banyak cerita yang sering kita dengar dari orang tua atau pun dari para guru di sekolah yang sampai sekarang masih membekas dalam ingatanku. Salah satunya adalah cerita tentang 7 burung gagak dibawah ini. Dalam kesibukan ini, kita masih bisa kok refreshing, melepas kepenatan dengan membacanya kembali. Hanya untuk menentramkan jiwa..

Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.

Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.

Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.

Senin, 06 April 2009

Terbaik untuk Indonesiaku

Kampanye telah usai. Rona-rona pemilu segera akan berakhir. Setelah 9 April, siapapun pemenangnya, apapun warna partainya, kita cuma berharap dia bisa menjadikan Indonesia yang kita cintai ini bisa lebih berjaya, disegani dan dihormati bangsa lain, penuh kedamaian, keadilan dan kesejahteraan sehingga bisa dibanggakan oleh rakyatnya sendiri.

Kamis, 02 April 2009

Go !!!

"Kita tidak dapat melihat masa depan sebagai kelanjutan masa lalu, karena masa depan akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara kerja lama supaya kita sukses di masa depan.”

Peter Senge

Indahnya Sebuah Cinta Sejati


Cinta. Kata yang begitu mudah terucap oleh generasi muda sekarang. Indahnya tak terkatakan, seakan seribu puisi pun tak kan mampu melukiskannya. Kenikmatan yang diperoleh saat mencinta, begitu dalam sedalam lautan dan begitu luas seluas langit diangkasa.
Hmm.. Apa benar begitu? Kalau kita lihat infotainment di TV setiap hari sepertinya justru bertolak belakang dari itu semua. Kita selalu disuguhi oleh kenyataan tentang indahnya cinta yang berubah menjadi petaka. Kemesraan yang ditebar dimedia, dirayakan dengan biaya ratusan juta dan diakhiri oleh para pengacara. Begitu luar biasa.. Keretakan rumah tangga, kekerasan antara pasangan suami istri, aborsi yang telah menjadi tradisi, dan tindakan kriminal lainnya yang merupakan buah dari cinta dan sering mengatasnamakan cinta. Sungguh jauh dari makna cinta yang sebetulnya adalah anugrah dari Sang Maha Pencipta.

Andai kita bisa berkaca pada kisah dibawah ini..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi. Usia yang sudah senja bahkan sedah mendekati malam. Pak Suyanto, 58 tahun. Kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikaruniai 4 orang anak. Setelah istrinya melahirkan anak ke empat, disinilah awal cobaan menerpa, tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang. Lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyanto memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Setelah anak-anak menikah, mereka tinggal dengan keluarga masing-masing. Pak Suyatno sudah lama memutuskan bahwa dia yang merawat ibu anak-anaknya dan yang dia inginkan hanya satu yaitu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata "Pak, kami ingin sekali merawat ibu karena semenjak kami kecil, kami melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu". Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya: "Ini sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak. Dengan berkorban seperti ini kami tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu bergantian".
Pak Suyatno menjawab dengan jawaban yg tidak diduga anak-anak mereka : "Anak-anakku, jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah bahwa dengan adanya ibu kalian disampingku, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian".... .. sejenak kerongkongannya tersekat, "Kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta, yang tidak satupun dapat menggantikannya, dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?".. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang". " Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan ini, dirawat oleh orang lain ?" "Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit ?"
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak Suyatno dan merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber di acara islami selepas shubuh, Mereka mengajukan pertanyaan kepada pak Suyatno bagaimana caranya mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa. Di saat itu pak Suyatno menangis. Tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum perempuanpun juga tidak sanggup menahan haru. Di situlah pak Suyatno bercerita :" Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah, maka semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya, bukan dengan lahiriah saja, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu.." Sekarang dia sakit, berkorban untuk saya, karena Allah... dan itu merupakan ujian bagi saya, sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit. Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya dapat bercerita kepada Allah. Di atas sajadah.. saya yakin.. hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya..

Rabu, 01 April 2009

Selalu Berpikir Positif

Kejujuran adalah modal dasar;
Memaafkan itu menyehatkan jiwa;
Melayani berarti memimpin;
Bekerja adalah sehat;
Tanpa komitmen tiada sukses;
Selalu ada cara yang lebih baik dari cara yang sekarang;
Apa pun yang terjadi selalu ada manfaatnya;
Kerjasama adalah kunci sukses;
Tahan menderita adalah sehat;
Hari esok tak sama dengan hari kemarin.

Joe Girard

Sopan Santun


"Sopan santun adalah ibarat minyak
yang mengurangi gesekan satu dengan
yang lain."

Demokritus