Senin, 16 Maret 2009

Televisi di Rumahku

Seingatku dulu aku membelinya tahun 2004, saat aku mulai indekos di daerah Lemah gempal. Maklum aku memilih satu kamar sendiri jadi daripada ngrepotin orang kalau mau mencari hiburan dan kebetulan lagi ada rejeki jadilah aku membeli televisi itu. Sekarang ketika aku sudah punya anak pun ternyata televisi itu masih setia menemani kehidupanku.
Namun ada yang sering aku pikirkan tentang televisi itu. Rasanya hampir 80 persen hidupku saat sedang di rumah ya di depan dia. Hebat bener bukan? Bangun pagi langsung nyalain dia, istirahat siang juga dengan dia, mau tidur saat hari sudah malam pun masih juga di depan dia. Bahkan kadang istriku saja aku lewatkan untuk tidur sendirian sementara aku nonton televisi sampai ketiduran dan akhirnya terbangun lagi keesokan paginya.
Meskipun cuma 14" tapi telah begitu banyak hal berubah karena dia. Apalagi sekarang semua hal sudah bisa diketahui hanya dengan memencet satu tombol aja. Begitu klik, tinggal dipilih aja mau channel yang mana.
Aku cuma khawatir, dengan informasi yang begitu mudah masuk televisi sekarang ini, suatu saat pasti Toti juga akan hidup dengan pengaruh yang begitu besar dari si televisi itu. Andai baik tentu aku senang dan tenang-tenang saja, tetapi kalau ternyata tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan semua orang tua, supaya anaknya menjadi anak yang baik, pinter, tahu sopan santun, menghormati yang lebih dewasa, dan mau mendoakan orang tua, naah.. itu yang jadi pikiranku saat ini.
Tapi kemajuan jaman emang nggak bisa dicegah bukan?
Semoga saja aku masih bisa menjadi filter yang baik bagi Toti kelak.
Ya.. semoga.

Tidak ada komentar: