Selasa, 31 Maret 2009

Save Child's !


Kalau seorang anak hidup dengan kritik,
ia akan belajar menghukum.
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan,
ia akan belajar kekerasan.
Kalau seorang anak hidup dengan olokan,
ia belajar menjadi malu.
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu,
ia belajar merasa bersalah.
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan,
ia belajar percaya diri.
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan,
ia belajar menjalankan keadilan.
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman,
ia belajar tentang iman.
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan,
ia belajar menyukai dirinya sendiri.
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan,
ia belajar untuk mencintai dunia.

Dorothy Law Nolte

Anak-anak Bangsa..


Masih ingat tentang film Arie Hanggara? Film yang diangkat dari sebuah kisah nyata itu begitu terkenal sekitar tahun 80-an. Film yang menceritakan tentang sepasang suami istri yang begitu tega menyiksa anaknya yang masih kecil hingga akhirnya tewas. Meskipun waktu itu aku masih teramat kecil tetapi menyaksikan film itu telah memberikan kenangan yang begitu mendalam padaku.

Akhir-akhir ini, nampaknya kembali terjadi peristiwa-peristiwa yang hampir serupa. Kalau kita tengok tayangan di televisi, begitu banyak peristiwa brutal yang menimpa anak-anak bangsa ini. Kemarin ada seorang ibu yang tega membakar anak kandungnya sendiri hanya karena dianggap nakal, untungnya si anak tidak sampai meninggal karena ditolong oleh seorang tetangganya dan dirawat di rumah sakit dengan luka bakar yang sudah 50%. Permasalahannya lebih karena masalah ekonomi yang menghimpit dengan minimnya penghasilan suaminya sebesar lima ribu rupiah setiap hari karena memang pekerjaannya sebagai tukang becak.

Apapun kondisinya, tidak bisa dibenarkan seorang anak harus menanggung akibat dari apa yang kadang belum dipahaminya. Kita bisa melihat contoh kasus yang lain dengan banyaknya anak-anak jalanan yang menjadi pengemis, pemulung dan pengamen karena memang tidak adanya kemampuan orang tuanya untuk menghidupi mereka secara layak.
Hidup sekarang memang makin keras. Kata orang sekarang jaman edan dan kalau tidak ikut-ikutan edan kita tidak akan dapat apa-apa. Tapi apa begitu caranya? Dengan menghalalkan segala cara? Kalau kita sudah tidak lagi mengandalkan akal dan moral, lalu apa bedanya dengan binatang?

Pujangga Kahlil Gibran menulis, "Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu. Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu."

Ya, anak adalah amanah dari Allah SWT. Lalu mengapa kita seakan-akan memiliki hak yang begitu penuh untuk menjadikan anak sekehendak kita? Tidakkah kita tahu bahwa segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban?

Hidup sepertinya akan berkutat pada urusan perut dan kesenangan belaka. Ketika hal itu menjadi utama, maka anak bisa menjadi aset yang akan dikaryakan dijalanan, ditong-tong sampah, dibiskota, dan bahkan dimasjid-masjid saat ibadah sholat jumat usai. Sungguh luar biasa! Alangkah malang dunia ini, tidakkah ada lagi rasa malu di jaman ini?

Sungguh, andai kita punya kepedulian, masyarakat punya kepedulian, pemerintah punya kepedulian, atau siapapun punya kepedulian yang cukup, mungkin kita tidak akan lagi melihat mereka terbiasa menengadahkan tangan, bergulat dengan panas dan hujan tanpa senyum dan tawa riangnya, kesedihan dan kegelisahan tentang masa depannya dan pertanyaan yang mengharukan," Pak, besok apakah masih ada yang bisa adik makan?"

Semoga kita masih selalu bisa melihat senyum mereka yang tulus untuk menyejukkan panasnya dunia ini.


Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Senin, 30 Maret 2009

Be The Best !!!

“Lakukan yang terbaik yang bisa anda lakukan, dengan segenap kemampuan, dengan cara apapun, di mana pun, kapan pun, kepada siapa pun, sampai anda sudah tidak mampu lagi melakukannya.”

John Wesley

Jumat, 27 Maret 2009

Tragedi Situ Gintung


Banyaknya bencana yang terjadi di negeri ini, harusnya membuat kita berkaca pada kesalahan-kesalahan yang selama ini telah kita perbuat. Cobaan dari Sang Pencipta tidak akan turun tanpa sebab, maka dari itu sudah menjadi kewajiban kita untuk banyak memohon ampun kepada Nya.

Easy Life

"Kehidupan ini ibarat jalan satu arah. Seberapa banyak pun perubahan rute yang anda tempuh, tidak satu pun akan membawa anda kembali. Begitu anda mengetahui dan menerima hal itu, kehidupan akan tampak menjadi jauh lebih sederhana."

Isabel Moore

Kesuksesan, Kekayaan dan Cinta

Seorang teman mengirim kisah menarik tentang tiga hal yang selalu menjadi impian setiap manusia yang hidup di dunia ini. Setiap kegiatan manusia senantiasa tidak bisa dilepaskan dari upayanya untuk mendapatkan kesuksesan, kekayaan dan cinta. Penting untuk menjadi bahan renungan kita bersama.
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, “Belum, dia sedang keluar. “Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, “Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini. Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. “Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama”, kata pria itu hampir bersamaan.”Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,”katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. “Ohho…menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita.
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. “Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. “Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya.
Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.
Pesta Ruarr Biasaaa !!!

Rabu, 25 Maret 2009

Anak Kecilpun Terpaksa Ikut Kampanye

Coba anda bayangkan, apa yang terpikir oleh seorang anak kecil saat mereka ikut orang tuanya ke arena kampanye di lapangan terbuka? Ramai? Panas? Capek? Haus? Senang? atau... ?
Kegaduhan itu baru dimulai saat aku berangkat mengantarkan istriku ketempatnya bekerja. Sepanjang perjalanan yang terlihat adalah arak-arakan sepeda motor dan mobil yang bergerak menuju lapangan di pusat kota. Dari yang aku dengar, ada pejabat dari ibukota yang akan menjadi jurkam siang ini. Maka itulah semua caleg mengerahkan seluruh massa dan simpatisannya untuk datang berbondong-bondong supaya tidak mengecewakan sang jurkam tersebut. Urusan rumah, bisa nanti sorelah..
Waktu memang baru menunjukkan pukul satu siang, kebetulan panas matahari begitu leluasa memanggang kulit tanpa sedikitpun awan. Aku saja yang naik sepeda motor dan memakai jaket dengan sarung tangan masih merasakan panasnya udara siang ini. Apalagi anak kecil itu?
Memang betul kalau panwaslu begitu keras membikin peraturan agar anak kecil dilarang diikutkan dalam setiap kampanye terbuka. Disamping karena mereka memang tidak ikut berkepentingan secara langsung terhadap pesta demokrasi ini, mereka juga masih belum mengerti dan justru akan beresiko kalau ikut dalam pergumulan itu. Tapi aturan tetaplah aturan, yang dibuat untuk dilanggar (kata orang sih begitu...), apalagi kalau terpaksa.
Lha mau gimana, kalau mau ditinggal di rumah.. sama siapa? Apa nggak lebih berbahaya ditinggal sendirian tanpa ada yang menjaga? Atau apa lebih baik orang tuanya saja yang tidak usah ikut? Hladalah.. yo ntar kampanyenya kurang rame, kurang banyak orang, lagian.. jadi nggak dapat kaos sama uang bensin nanti, hehehe...
Ya begitulah, drama itu terus berlanjut pemilu demi pemilu..
Semoga saja tidak akan terjadi apa-apa sehingga anak kecil itu bisa pulang dengan selamat, dan tentunya dengan kenangan yang begitu membekas tentang orasi yang tadi lamat-lamat didengarnya di lapangan. Karena bukan tidak mungkin, suatu saat salah satu diantara mereka adalah calon presiden kita.
Hidup Indonesia!!!
Merdeka!!!

Persahabatan

persahabatan bagai kepompong,
merubah ular menjadi kupu-kupu..

Saat Ibu Teringat Olehku

Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa,
hanya memberi,
tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia..

Siapa tak sayang dengan ibu kita? Bukan ibu kita kartini, ibu tien atau ibu megawati, tapi benar-benar ibu yang telah berjuang melahirkan diri kita. Tentu semua orang akan menyatakan bahwa dia sayang dengan ibunya. Ibu adalah segalanya bagi kita. Tanpa beliau, tidak mungkin kita akan ada. Kalau ibu anda kebetulan saat ini sudah tiada, maka tetaplah menjadikan beliau sebagai pemacu semangat anda untuk tetap menjalani kehidupan ini dengan optimis dan menjadi seperti yang dicita-citakannya. Bagi anda yang beruntung karena sang ibu masih setia mendampingi maka sayangilah beliau dengan segenap kemampuan yang kita punya.
Orang bijak bilang, kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan.. Kita bisa bedakan, antara galah dengan jalan. Galah begitu pendek ujungnya tetapi jalan, seakan tak bertepi, sambung menyambung dari sabang sampai merauke, dari abu dhabi sampai timor leste, tak ada yang bisa mengukurnya.
Kebahagiaan terbesar bagiku adalah saat melihat ibuku tersenyum bahagia, beliau begitu tulus mendoakan anak-anaknya. Seumur hidup pun akan direlakannya demi anak yang dikasihinya.
Masih membekas dibenakku, belaian lembutnya saat mengganti popokku yang basah, membelaku saat bapak memarahiku, mencoba mencariku saat aku bandel tidak pulang semalaman karena takut dimarahi, dan menjadi tempat mencurahkan segenap kemanjaan masa kecilku dulu.
Saat semua itu teringat olehku, ingin aku pulang kampung, hanya sekedar untuk menengoknya, menyaksikan banyaknya guratan ketuaan diwajahnya, melihat kembali senyumnya, dan mengenalkan anakku pada neneknya yang telah membesarkan papanya sampai jadi seperti sekarang ini.
Semoga doanya masih mengalir untukku, meski aku belum bisa banyak berbhakti padanya. Semoga Allah senantiasa menjaganya, dalam keleluasaan, dalam keikhlasan, dalam kegembiraan, dalam kesehatan dan dalam masa yang masih akan panjang..
Masih bisa menyaksikan anaknya ini menikmati masa membina rumah tangga dalam bingkai kebahagiaan yang lebih lama lagi..
Semoga..

di doa ibuku dengar,
ada namaku disebut..

Paus in Hamelin

Puluhan paus terdampar di pantai Hamelin, Australia Barat.
Lebih dari 60 ekor paus tewas.

Patton dan Debo


Menyaksikan acara grand final Idola Cilik 2 yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta beberapa hari yang lalu menyisakan keharuan yang cukup mendalam buatku. Paling tidak dari dua peserta yakni Patton dan Debo, telah menampilkan kemampuannya yang sungguh luarbiasa untuk ukuran anak sekecil itu dan dengan background kehidupan yang sederhana, jauh dari dunia selebritas. Terlepas dari drama kehidupan yang juga banyak diekspose di panggung oleh panitia untuk mengundang banyaknya sms yang masuk, kualitas dan kapabilitas mereka berdua sebagai peserta grand final benar-benar patut diacungi jempol.
Sungguh, saat ini seringkali aku hanya mengelus dada menyaksikan banyaknya orang dewasa yang mencoba menjadi penyanyi dan mengeluarkan album demi untuk mencoba keberuntungannya masing-masing. Ada yang memang aji mumpung dan memanfaatkan kesempatan itu tanpa mengukur kualitas dan kemampuannya sendiri. Banyak yang terkesan dipaksakan dan memang hanya sedikit saja yang masih 'tahu malu' untuk tidak ikut-ikutan trend itu. Tapi memang tidak bisa juga disalahkan ketika kita semua juga tahu bahwa segalanya kembali pada hitung-hitungan bisnis belaka. Apapun, asalh menguntungkan kenapa tidak?
Oleh karena itu kehadiran Patton dan Debo, dengan segenap kualitas suaranya saat ini, paling tidak dari serentetan lagu yang telah dinyanyikanya di panggung Idola Cilik 2 sedikit bisa membuka mata kita bahwa harapan itu masih ada. Regenerasi terhadap penyanyi di negeri ini yang memang benar-benar memiliki kualitas suara yang baik itu masih tersisa.
Dan semoga saja, kehadiran mereka bisa menjadikan para penyanyi yang hanya sekedar 'jual tampang' atau hanya karena 'punya modal' itu sedikit bisa tahu diri. Sehingga di masa-masa yang akan datang, selebriti negeri ini bisa menjadi panutan karena kepribadian dan juga kualitas yang memang bisa mereka pertanggungjawabkan.
Dan yang paling penting, kalau itu terjadi suatu saat nanti, tatkala aku nonton televisis bersama istriku tidak akan lagi ngedumel dan cerewet karena selebriti kita bisa semakin dewasa dan memang bisa untuk dibanggakan serta patut untuk ditonton.

Selasa, 24 Maret 2009

Optimis!!!

Menyenangkan kalau melihat optimisme seperti ini

Salah Sambung yang Menggemaskan


Sejak pertama aku mampu membeli telepon seluler, maka aku tidak pernah ganti nomor sampai saat ini. Kalaupun sempat beberapa kali beli nomor baru, itu biasanya hanya aku pakai pulsanya saja dan begitu habis aku kembali ke nomorku yang lama. Aku bukan tipe orang yang gampang termakan iklan, dan akupun merasa cukup nyaman dengan hanya memiliki satu nomor saja.
Ada beberapa kejadian lucu dengan nomorku ini. Tentu saja semuanya berkaitan dengan yang namanya salah sambung.
Pernah ada orang yang telepon dan begitu aku angkat aku tahu kalau dia salah sambung, eh.. tetap saja dia ngotot kalau nomor yang dituju betul. Aku sampai kesel sendiri, pasalnya dia telepon nggak cuma satu dua kali tapi berkali-kali dan menanyakan hal yang sama terus menerus. Dia pikir aku ini menyembunyikan pacarnya dan dia penasaran minta aku ngasih tahu dimana sekarang posisi pacarnya itu. Yah, mana aku tahu..
Pada kasus yang lain, aku dianggap sebagai juragan penggilingan padi. Aku sudah coba jelaskan pada saat si salah sambung ini telpon bahwa aku bukan orang yang dia maksud. Tetapi dia tetap saja sms dan telpon seakan aku ini orang tersebut. Dia selalu membicarakan bisnis penggilingan padi yang lagi rame lah, banyak order lah, makanya aku disuruh segera datang ke tempatnya buat ikut bantuin, hladalah.. Lucunya lagi kejadian ini berlangsung sampai berbulan-bulan. Bahkan hari ini dia masih telpon juga, aku bilang saja sama dia, "Sebentar, aku lagi ada kerjaan di Semarang, belum bisa datang, yang sabar saja" gitu, hahaha...
Istriku saja sampai tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku yang ini..

Renungan buat Para Pemimpin

Tidak setiap orang mempunyai kesempatan untuk bisa memimpin. Meskipun secara kodrat setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, tetapi akan sangat berbeda nuansanya dengan memimpin sebuah tim, kelompok, organisasi atau apapun namanya. Perbedaan karakter dari masing-masing anggota kelompok yang berbeda-beda adalah tantangan utama bagi kita dalam mencapai apa yang menjadi tujuan.
Terkadang kita harus bisa menyadari bahwasanya tidak selamanya mengambil keputusan terbaik itu akan bisa memuaskan semua pihak. Tergantung dari sudut pandang mana masing-masing pihak itu melihatnya. Sama seperti pepatah bijak tentang gelas dengan isi setengah, sebagian akan mengatakan setengah kosong dan sebagian yang lain akan berpendapat bahwa gelas itu setengah isi.
Begitulah hidup, dan kita tidak akan bisa memaksakan apa yang menurut kita baik untuk orang lain, kecuali dalam posisi kita sebagai pemimpin. Seorang pemimpin harus mempunyai kualitas, kompetensi dan ketahanan terhadap hal-hal yang tidak mengenakkan manakala keputusan-keputusannya tidak mendapat respon yang baik dari semua orang. Pemaksaan terhadap penerimaan suatu keputusan seorang pemimpin seringkali perlu dilakukan demi tercapainya tujuan dan berjalannya roda kehidupan.
Tubuh kita sendiri merupakan suatu organisasi yang mana hati kita adalah pemimpinnya. Mau dibawa kemana diri kita tergantung kehendak hati. Mau menjadi seperti apa juga terserah pada hati. Jika hati kita cenderung negatif maka bisa dipastikan seluruh aktifitas kita juga akan negatif. Tetapi sebaliknya juga begitu, jika hati kita bersih, pikiran kita positif, maka semua tindakan dan perilaku kita juga kan menjadi baik dan disukai banyak orang.
Ego setiap orang pasti ada. Bahkan orang sebaik apapun pasti juga memiliki sifat egois meskipun kadarnya mungkin sedikit. Semua orang yang bisa mengalahkan egonya sendiri demi kepentingan banyak pihak maka dia berbakat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Pemimpin itu berbeda dengan memimpin. Semua orang mungkin bisa menjadi pemimpin, tetapi belum tentu bisa memimpin. Ketika kita mampu memimpin, ada aroma profesionalisme dan aura kharismatis didalamnya.
Memimpin itu memang tidak mudah.
Jadi apakah anda memang layak?

Senin, 23 Maret 2009

Repotnya Kalau Sendiri Di Rumah

Dua hari yang lalu adikku yang bungsu pamit pulang ke kampung. Karena istriku kebetulan libur dua hari maka aku pun tidak terlalu pusing memikirkan hal itu. Akhirnya dua hari ini aku habiskan bersama istri dan anakku menikmati sudut-sudut kota Semarang ini.
Sejak menikah memang aku merasa sedikit bersalah terhadap istriku karena belum juga bisa memberikan banyak kebahagiaan dalam hidupnya. Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat kami harus sehemat mungkin dalam setiap pengeluaran yang memang harus kami belanjakan. Rupanya hidup berumah tangga memang penuh dengan romantika layaknya naik turunnya nilai tukar mata uang Poundsterling terhadap USD, hehehe.. Untung saja istriku tipe orang yang tidak neko-neko, senantiasa ikhlas dan nerimo terhadap apa yang dihadapinya saat ini. Apapun yang penting kita tetap berkumpul dan bisa selalu tersenyum dengan segala keterbatasan ini. Tapi justru karena itulah aku sering berpikir bagaimana agar bisa selalu membahagiakannya dengan apa pun yang aku bisa. Walaupun memang apa yang aku upayakan saat ini hasilnya masih belum kelihatan jadi ya mohon maaf.. Semoga saja istriku selalu mengerti.
Pernah sekali istriku bilang, pa.. nanti suatu saat kalau kita ada rejeki, kita berbulan madu ya, kan dulu belum sempat karena habis nikah langsung kerja dan punya anak..
Aku langsung tersentak saat itu karena begitu terharu, ya.. sebetulnya aku dulu mestinya sedikit bersabar untuk menikmati lebih lama hari-hari kami berdua, tapi kan memang rejeki dari Allah tidak bisa kita tolak. Dan sebetulnya justru kehadiran thole dalam keluarga kami menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami..
Yah, kemarin aku ajak istriku jalan-jalan dengan thole selalu dalam gendongan. Serasa masih pacaran saja. Sungguh lama aku berharap hal yang sama bisa terjadi. Tapi memang jadwal kerja istriku yang tidak pasti liburnya membuat kami harus memaklumi itu semua.
Hari minggu kemarin hujan turun. Dan adikku ternyata tertahan di rumah. Dia baru bisa pulang hari ini . Aku harus memutar otak karena pagi ini aku dan istriku harus berangkat kerja. Tidak ada sanak saudara yang dekat dengan rumah kontrakan kami. Jadi thole sama siapa?
Akhirnya dengan sangat terpaksa aku titipkan thole sama tetangga sebelah rumah dan istriku aku antarkan ketempat kerjanya. Begitu pulang baru thole aku ambil kembali dengan begitu banyak ucapan terima kasih sama tetanggaku yang baik itu.
Habis itu aku taruh thole di rumah dan akupun mandi dan ganti baju. Thole yang sekarang sudah sangat aktif bergerak jadi aku tidak berani meninggalkannya sendirian terlalu lama. Dia sudah bisa merangkak meskipun dengan menyeret badannya dengan kedua tangan mungilnya itu. Tapi meskipun begitu kecepatannya luar biasa, apalagi kalau ada hal yang menarik baginya dia pasti akan langsung mengejarnya. Dan yang bikin aku khawatir adalah dia masih tidak mengerti arti kata hati-hati. Sering begitu dia merasa capek dia akan langsung meletakkan kepalanya dnegan keras di lantai, weleh.. weleh..
Selesai ganti baju aku kemudian bikinkan bubur buat thole sarapan pagi ini. Aku sendiri hanya sarapan susu dan gorengan yang aku beli dari mbaknya yang lewat tadi pagi.
Hhh.. dah hampir jam delapan. Untung saja adikku datang, jadi aku tidak harus terlambat datang ke kantor pagi ini. Syukurlah..

Rabu, 18 Maret 2009

Sarapanku Pagi Tadi : Puding Sereal !!


Makanan kesukaanku selain bakso dan mie adalah puding. Untuk urusan yang satu ini kadang aku tidak terlalu mempermasalahkan apakah istriku bersedia membuatkannya atau tidak. Seringkali aku coba untuk membeli atau membuat sendiri. Meskipun hasilnya lebih banyak tidak sukses tetapi jangan salah, semua hasil masakanku pasti ludes aku habisin, daripada mubadzir kan? Hehehe..
Dua hari yang lalu aku membeli puding sachet yang banyak dijual di toko. Aku coba masak sendiri, dan ternyata hasilnya lumayan enak. Cuma karena aku memberi gulanya terlalu banyak jadi begitu didinginkan sudah harus berkompetisi dengan semut untuk menghabiskannya. Semalam aku coba membuat lagi, dan tentunya aku tidak ingin kan hal yang sama terulang, makanya gulanya aku kurangi takarannya setengah lebih sedikit dari yang kemarin dengan harapan puding tersebut bisa aku nikmati sendiri tanpa harus berbagi dengan semut lagi. Bukannya egois, tapi memang untuk urusan makan kadang jatah istriku saja bisa aku yang membersihkannya. Begitu adonan matang aku taruh di loyang cetakan dan aku tinggal tidur.
Pagi tadi begitu aku bangun tidur, sebelum sholat shubuh hal yang pertama aku lakukan adalah mencicipi puding buatanku semalam. Luarbiasa.. ternyata agak hambar, seperti tidak ada rasa manisnya sama sekali. Aku sih diam saja. Tetapi begitu istriku pun tertarik untuk mencicipinya, aku tidak bisa mengelak kalau puding itu memang tidak manis dan tentunya menjadi kurang enak untuk dimakan. Istriku cuma bilang dengan sedikit sinis, makanya jangan terlalu irit, kalau masak liat-liat takarannya..
Sebetulnya ada benarnya juga sih. Tapi aku tetap tidak mau kalah. Sehabis mandi dan ganti baju, aku lihat dimeja makan masih juga belum ada makanan buat sarapan pagi. Maka otakku pun bekerja dan mencoba mencari solusi terbaik. Di rak aku lihat masih ada sereal rasa susu yang biasa diminum istriku kalau terburu-buru berangkat kerja. Aku coba taruh dimangkok dan aku kasih sedikit air panas. Setelah itu puding yang hambar tadi aku potong kecil-kecil dan aku masukkan ke dalam mangkok. Selesai sudah puding sereal buatanku untuk sarapan pagi ini. Dengan penasaran aku coba untuk cicipi, ternyata.. mak nyus!!! pinjam istilahnya pak Bondan, ueeenak banget deh, tidak kusangka ternyata rasanya bisa berubah 180 derajat.
Dan ternyata begitu istriku mencicipinya dia pun sedikit mengiyakan. Artinya bukan cuma lidahku saja yang bilang begitu kan?
Yah lumayanlah akhirnya pagi ini aku bisa sarapan puding sereal yang lumayan enak. Mungkin anda juga bisa mencobanya di rumah kok, murah lagi!

Selasa, 17 Maret 2009

Tukang Cat dan Politikus

Bagaimana seorang tukang cat bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang terbaik? Tiba-tiba saja pertanyaan sepele itu melintas di otakku. Maklum saat ini di kantorku sedang ada 2 orang tukang yang sedang mengecat tembok kantor. Kalau aku perhatikan kadang aku menjadi tidak sabar sendiri karena sepertinya mereka bekerja dengan begitu pelan dan lemah lembut saat mengayunkan kuasnya. Seperti tingkah orang yang malas dan tidak agresif dengan pekerjaannya.
Lama aku amati, dan begitu sebagian pekerjaan mereka telah selesai aku jadi sadar sendiri. Ternyata dengan cara seperti itulah justru mereka bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan hasil yang baik. Tembok yang telah dicat terlihat bersih, rata dan pekerjaan mereka pun bisa lebih menghemat cat dan tidak memakan waktu lama.
Coba anda bayangkan kalau tukang cat itu bekerja dengan grusa-grusu, serampangan dan pengen cepat selesai. Hasilnya pasti akan lebih jelek, tidak rata, belepotan di sana sini dan akan membutuhkan cat yang lebih banyak. Nah kalau anda adalah bosnya, pastilah anda akan marah bukan?
Mungkin benar juga kalau ada yang bilang serahkan segala urusan kepada ahlinya karena akan menjadi lebih efektif dan efisien. Jangan berlagak sok dan mau menang sendiri. Biarlah setiap manusia menerima bagian dari tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Jangan maunya semua hal bisa kita kuasai. Asal ada tempat basah saja semua orang berbondong-bondong datang. Giliran kewajiban di tagih, eh malah mangkir, menghilang dan mencari seribu satu alasan.
Kata orang jadi wakil rakyat itu hidupnya enak, penuh fasilitas dan terhormat, tapi kalau anda bukan seorang politikus dan berharap bisa menjadi anggota dewan, lantas mau jadi apa negeri ini?
Semoga saja kita semua bisa berkaca pada seorang tukang cat, sehingga para wakil rakyat pun bukan hanya sekedar seorang “politikus” (polisi dan tikus).

Jalan Hasanudin

Setiap pagi aku pasti akan lewat jalanan di daerah hasanudin untuk berangkat bekerja. Jalan yang berada di sebelah stasiun poncol itu kini luar biasa parahnya. Banyak sekali lubang yang membikin lalu lintas menjadi sedikit macet. Aku bilang sedikit karena memang sebetulnya kemacetan hanya ada di beberapa ruas jalan saja.
Faktor utama yang menjadi penyebabnya tentu saja intensitas hujan yang turun belakangan ini dan genangan air yang pasti akan muncul setelah itu. Satu bulan yang lalu bahkan banjir terjadi dan tidak cukup waktu sehari untuk dia surut kembali. Kalau dikampungku, banjir juga menjadi langganan setiap tahunnya tapi biasanya cuma sehari langsung surut kembali. tidak seperti disini.
Ya iya juga sih daerah sepanjang jalan hasanudin dan tanah mas memang terkenal rendah dan dekat dengan laut jadi pasti kena imbas rob kalau lagi pasang. Maka itulah sekarang jalan jadi rusak dan sepertinya belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
Sepeda motorku yang lumayan baru selalu aku pelankan saat sampai di ruas jalan tersebut. Aku tentu tak ingin ban motorku itu bocor atau bahkan pecah karena batu yang menonjol di sana sini. Tapi benar-benar butuh kesabaran yang luarbiasa untuk bisa melaluinya.
Kalau aku perhatikan memang disepanjang jalan itu hanya sedikit saja badan jalan yang normal dan kondisinya baik-baik saja. Sebagian besar sudah perlu diperbaiki kalau tidak ingin nantinya jatuh korban. Tapi itu sih cuma harapanku saja karena aku berkepentingan dengan jalan itu. Tidak tahu juga, mungkin karena tidak ada kantor pemerintahan didaerah sekitarnya yang merupakan perumahan dan sentra bisnis jadi tidak terlalu diambil pusing oleh para penentu kebijakan.
Namanya juga bagian dari warganegara, boleh dong kalau aku juga ingin mendapatkan kenyamanan. Apalagi dalam situasi kampanye sekarang ini. Begitu banyak janji-janji yang ditebarkan untuk menarik simpati. Ada yang bilang pendidikan murah lah, harga sembako murah lah, pendidikan gratis lah, nyari pekerjaan gampang lah, fasilitas umum diperbaiki lah, anggaran yang seimbang lah, pokoknya yang serba ideal pasti mereka janjikan. Tapi endingnya dimakan sendiri, kalau ketahuan ya di tangkap KPK tapi kalau nggak ketahuan yang disyukuri bisa buat uang pensiunan kalauudah nggak jadi anggota dewan lagi. Ya begitulah..
Paling tidak kekesalanku akibat hampir terserempet mobil tadi pagi lumayan berkurang, dan aku juga selamat kok sampai dikantorku.

Senin, 16 Maret 2009

Televisi di Rumahku

Seingatku dulu aku membelinya tahun 2004, saat aku mulai indekos di daerah Lemah gempal. Maklum aku memilih satu kamar sendiri jadi daripada ngrepotin orang kalau mau mencari hiburan dan kebetulan lagi ada rejeki jadilah aku membeli televisi itu. Sekarang ketika aku sudah punya anak pun ternyata televisi itu masih setia menemani kehidupanku.
Namun ada yang sering aku pikirkan tentang televisi itu. Rasanya hampir 80 persen hidupku saat sedang di rumah ya di depan dia. Hebat bener bukan? Bangun pagi langsung nyalain dia, istirahat siang juga dengan dia, mau tidur saat hari sudah malam pun masih juga di depan dia. Bahkan kadang istriku saja aku lewatkan untuk tidur sendirian sementara aku nonton televisi sampai ketiduran dan akhirnya terbangun lagi keesokan paginya.
Meskipun cuma 14" tapi telah begitu banyak hal berubah karena dia. Apalagi sekarang semua hal sudah bisa diketahui hanya dengan memencet satu tombol aja. Begitu klik, tinggal dipilih aja mau channel yang mana.
Aku cuma khawatir, dengan informasi yang begitu mudah masuk televisi sekarang ini, suatu saat pasti Toti juga akan hidup dengan pengaruh yang begitu besar dari si televisi itu. Andai baik tentu aku senang dan tenang-tenang saja, tetapi kalau ternyata tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan semua orang tua, supaya anaknya menjadi anak yang baik, pinter, tahu sopan santun, menghormati yang lebih dewasa, dan mau mendoakan orang tua, naah.. itu yang jadi pikiranku saat ini.
Tapi kemajuan jaman emang nggak bisa dicegah bukan?
Semoga saja aku masih bisa menjadi filter yang baik bagi Toti kelak.
Ya.. semoga.

Menunggu Toti Bicara

Rasanya sudah tak sabar untuk menantikan saat itu tiba. Enam bulan bersama tanpa sepatah katapun terlontar membuat hati ini berdebar-debar. Entah tak ada satupun yang bisa menebak apa yang akan menjadi kata pertama yang diucapkannya. Akupun berharap kata itu adalah papa.. tapi mungkin istriku juga akan lebih bangga kalau kata itu ternyata adalah mama.. Hehehe.. kita memang sekarang ini sedang berkompetisi untuk menjadi orang yang paling dekat dan diingat oleh Toti. Bahkan kompetisi tambah ramai tatkala tantenya yang setiap hari menemani Toti saat aku dan istrku pergi bekerja juga ikut mulai menjalankan taktiknya untuk mengalahkan kami berdua.
Sepertinya sekarang ini semua hal gampang sekali untuk dipolitisir. Bahkan sampai urusan rumah tangga pun bisa dijalankan selayaknya politik yang kadang justru bikin pusing seperti sekarang ini. Setiap hari media cuma menunggu saatnya SBY bicara, giliran JK, mungkin lain waktu Mega, atau politisi-politisi lain yang juga sedang mencoba peruntungan untuk menjadi calom presiden seperti Prabowo, Wiranto dan juga Sultan. Begitu banyak masalah yang justru menurutku lebih urgen untuk dipikirkan tapi lewat begitu saja dan tak ada yang bisa terselesaikan dengan baik.
Ya, hari ini adalah hari pertama kampanye terbuka untuk semua partai yang menjadi peserta pemilu tahun ini. Aku sendiri tidak merasakan hal yang berbeda karena aku tetap menjalankan rutinitas sehari-hariku yang tidak berubah. Bangun, sholat shubuh, mengantarkan istriku berangkat ke rumah sakit, memandikan Toti, bikin bubur dan susu buat sarapan Toti, mandi dan berangkat ke kantor, soal sarapan bagiku sendiri menjadi hal yang tidak wajib karena memang dari dulu aku tidak terbiasa sarapan pagi, kecuali kalau memang sudah tersedia, padahal istriku saja berangkatnya lebih pagi dariku jadi tidak sempat untuk masak sarapan, ya harap maklum lah, hehehe..
Aku cuma berharap hari ini jalanan tidak begitu macet dan hujan juga tidak lagi mengguyur kota Semarang ini nanti sore. Bukan apa-apa, aku cuma lagi malas basah dan tak mau tertahan dijalanan aja..
Soal pilihan itu urusan pribadi masing-masing orang. Bagiku mencari pilihan yang terbaik mungkin tidak akan pernah ada, tapi soal memilih itu juga hak. Memilih boleh.. tidak juga tidak apa-apa, tidak ada yang bisa memaksa.
Menunggu Toti bicara, mungkin akan tiba saatnya nanti. Tapi menunggu partai-partai yang sekarang sedang berkampanye itu mewujudkan janji-janji mereka, mungkin hanya mereka sendiri yang tahu kapan saatnya, apakah akan ada atau tidak akan pernah ada. Mungkin janji hanya tinggal janji, kalau tidak mau sakit hati ya jangan memilih yang terlalu banyak janji.
Kalaupun ternyata kata pertama yang keluar dari bibirnya Toti bukan papa atau mama, mungkin hanya sedikit kekecewaan yang aku dan istriku rasakan, karena aku sendiri yakin bahwa kedepan masih ada jutaan kata yang akan keluar dari bibirnya dan diantaranya pasti akan terselip kata papa dan mama.
Itulah indahnya keluarga, dalam semua problem dan emosi yang meluap-luap selalu akan ada akhirnya. Dan dalam sebuah kompetisi pun kadang-kadang, memang tidak harus selalu ada pemenang bukan (?)

Jumat, 13 Maret 2009

Senyum Lebar Toti

Ini lho senyumnya Toti yang menawan hati itu..

End Of Week

Seharusnya hari jumat tidak selalu merupakan hari terakhir dalam kegiatan-kegiatan kita. Mungkin bagi yang hari sabtu masih sibuk atau bahkan hari minggu masih penuh dengan aktifitas pekerjaan yang menyenangkan, selamat deh..
Tahun-tahun terakhir ini aku rasakan setiap minggu berjalan begitu cepatnya. Sampai-sampai sering aku bilang sama istriku, kok udah hari jumat lagi ya ma.. Belum banyak yang bisa aku nikmati, eh udah masuk minggu berikutnya, bulan selanjutnya dan tahun yang lain dari kehidupan ini. Mungkin memang waktu tidak lagi bisa bernilai banyak ya.. Orang bilang time is money, ya memang betul sih.. Aku juga ngerasain sendiri. Hari ini adalah hari jumat, dan besok aku sudah harus kembali ketemu dengan hari libur yang masih harus aku pikirkan untuk melakukan apa.
Tapi sudahlah, yang penting kita mesti banyak bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena masih bisa menikmati banyaknya karunia yang telah diberikannya pada kita. Everyday must be happy..
Bukankah begitu kawan?

Tentang si TOTI


Toti.

Itu adalah nama anakku. Jadi buat anda yang berpikir kalau aku membuat blog ini karena aku ngefans sama olahraga sepakbola anda salah. Ini tidak ada hubungannya dengan Toti yang pemain sepakbola terkenal itu.

Tidak pernah ada yang menyangka, bahkan diriku sendiri bahwa anakku akan aku beri nama Toti. Ceritanya terjadi begitu saja menjelang detik-detik terakhir aku harus memutuskan untuk memberi nama anakku, maklumlah namanya juga anak pertama, jadi belum punya pengalaman sama sekali.

Nama lengkapnya Tsurayya Muhammad Toti Al Jilany, bagus bukan? Mungkin terkesan terlalu berbau arab, padahal aku dan istriku adalah orang jawa tulen, bahkan kami berdua berasal dari satu desa yang sama, jadi orang bilang peknggo atau ngepek tonggo. Tapi bagiku nggak masalah karena aku termasuk orang yang menganut paham kalau lahir, mati, jodoh dan rejeki itu ada di tangan Tuhan. Jadi mau tetangga sendiri atau beda negara kalau memang jodoh ya pasti akan ketemu juga pada akhirnya.

Toti lahir disebuah Rumah Sakit didekat rumahku, kebetulan pada saat dia lahir aku tidak berada disamping istriku. Aku masih ingat betul pada saat istriku berjuang menahan rasa sakit demi si Toti tercinta, aku sedang berada di atas biskota menuju Stasiun Senen. Memang nasib menentukan begitu. Kebetulan aku sedang ada pekerjaan di Jakarta jadi begitu dikabari istriku mau melahirkan aku langsung berencana pulang tetapi ternyata si Toti buru-buru keluar dan tidak perduli untuk menunggu kepulanganku.

Sampai saat ini aku masih selalu bersyukur ketika mengingat kejadian itu. Karena Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sehat keduanya.

Toti itu gabungan dari penggalan belakang namaku dan nama istriku. Nama panjang anakku itu aku dapat tidak secara langsung. Nama depannya Tsurayya, artinya bintang atau sekumpulan bintang. Aku mendapatkannya saat browsing nama-nama anak di internet. Sebetulnya agak aneh untuk nama akan laki-laki, tapi aku cuek aja, tetap ngotot untuk memakainya. Kemudian Muhammad mungkin anda semua sudah tahu artinya terpuji dan juga nama Nabi Muhammad Saw, utusan Tuhan terakhir di alam semesta ini. Al Jilany sendiri aku dapat ketika berada di dalam kereta api dalam perjalanan menuju ke Jakarta, kebetulan aku membaca artikel di sebuah majalah sufi tentang Syaikh Abdul Qadir Al Jilany. Dan akhirnya ketemulah belakang anakku. Kalau ada yang bertanya apa maksudnya? Aku dengan bangga akan menjelaskan kalau aku memberi nama itu maksudnya adalah supaya anakku kelak bisa seperti bintang atau orang besar, orang yang berhasil, orang yang terpandang, namun memiliki sifat yang terpuji dan shaleh layaknya Syaikh Abdul Qadir Al Jilany. Begitu..

Sekarang anakku sudah hampir 6 bulan. Luarbiasa perkembangan Toti. Maksudku luarbiasa merepotkan untuk aku dan istriku karena setiap malam harus begadang dan selalu harus siap terbangun kalau mendengar rengekannya minta minum, atau kadang cuma minta dikipasin karena keringatnya banyak yang keluar.

Tapi pengalaman yang tak tergantikan dengan apapun itu terus saja mengalir. Ada yang tidak bisa kujelaskan ketika ternyata semua kepenatan dari bekerja seharian bisa hilang begitu saja begitu aku melihat senyum Toti yang begitu lebar itu.

Nanti aku pasti akan lebih banyak bercerita tentang Toti yang menyenangkan itu.
Tunggu aja..