Senin, 23 Maret 2009

Repotnya Kalau Sendiri Di Rumah

Dua hari yang lalu adikku yang bungsu pamit pulang ke kampung. Karena istriku kebetulan libur dua hari maka aku pun tidak terlalu pusing memikirkan hal itu. Akhirnya dua hari ini aku habiskan bersama istri dan anakku menikmati sudut-sudut kota Semarang ini.
Sejak menikah memang aku merasa sedikit bersalah terhadap istriku karena belum juga bisa memberikan banyak kebahagiaan dalam hidupnya. Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat kami harus sehemat mungkin dalam setiap pengeluaran yang memang harus kami belanjakan. Rupanya hidup berumah tangga memang penuh dengan romantika layaknya naik turunnya nilai tukar mata uang Poundsterling terhadap USD, hehehe.. Untung saja istriku tipe orang yang tidak neko-neko, senantiasa ikhlas dan nerimo terhadap apa yang dihadapinya saat ini. Apapun yang penting kita tetap berkumpul dan bisa selalu tersenyum dengan segala keterbatasan ini. Tapi justru karena itulah aku sering berpikir bagaimana agar bisa selalu membahagiakannya dengan apa pun yang aku bisa. Walaupun memang apa yang aku upayakan saat ini hasilnya masih belum kelihatan jadi ya mohon maaf.. Semoga saja istriku selalu mengerti.
Pernah sekali istriku bilang, pa.. nanti suatu saat kalau kita ada rejeki, kita berbulan madu ya, kan dulu belum sempat karena habis nikah langsung kerja dan punya anak..
Aku langsung tersentak saat itu karena begitu terharu, ya.. sebetulnya aku dulu mestinya sedikit bersabar untuk menikmati lebih lama hari-hari kami berdua, tapi kan memang rejeki dari Allah tidak bisa kita tolak. Dan sebetulnya justru kehadiran thole dalam keluarga kami menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami..
Yah, kemarin aku ajak istriku jalan-jalan dengan thole selalu dalam gendongan. Serasa masih pacaran saja. Sungguh lama aku berharap hal yang sama bisa terjadi. Tapi memang jadwal kerja istriku yang tidak pasti liburnya membuat kami harus memaklumi itu semua.
Hari minggu kemarin hujan turun. Dan adikku ternyata tertahan di rumah. Dia baru bisa pulang hari ini . Aku harus memutar otak karena pagi ini aku dan istriku harus berangkat kerja. Tidak ada sanak saudara yang dekat dengan rumah kontrakan kami. Jadi thole sama siapa?
Akhirnya dengan sangat terpaksa aku titipkan thole sama tetangga sebelah rumah dan istriku aku antarkan ketempat kerjanya. Begitu pulang baru thole aku ambil kembali dengan begitu banyak ucapan terima kasih sama tetanggaku yang baik itu.
Habis itu aku taruh thole di rumah dan akupun mandi dan ganti baju. Thole yang sekarang sudah sangat aktif bergerak jadi aku tidak berani meninggalkannya sendirian terlalu lama. Dia sudah bisa merangkak meskipun dengan menyeret badannya dengan kedua tangan mungilnya itu. Tapi meskipun begitu kecepatannya luar biasa, apalagi kalau ada hal yang menarik baginya dia pasti akan langsung mengejarnya. Dan yang bikin aku khawatir adalah dia masih tidak mengerti arti kata hati-hati. Sering begitu dia merasa capek dia akan langsung meletakkan kepalanya dnegan keras di lantai, weleh.. weleh..
Selesai ganti baju aku kemudian bikinkan bubur buat thole sarapan pagi ini. Aku sendiri hanya sarapan susu dan gorengan yang aku beli dari mbaknya yang lewat tadi pagi.
Hhh.. dah hampir jam delapan. Untung saja adikku datang, jadi aku tidak harus terlambat datang ke kantor pagi ini. Syukurlah..

Tidak ada komentar: