Senin, 16 Maret 2009

Menunggu Toti Bicara

Rasanya sudah tak sabar untuk menantikan saat itu tiba. Enam bulan bersama tanpa sepatah katapun terlontar membuat hati ini berdebar-debar. Entah tak ada satupun yang bisa menebak apa yang akan menjadi kata pertama yang diucapkannya. Akupun berharap kata itu adalah papa.. tapi mungkin istriku juga akan lebih bangga kalau kata itu ternyata adalah mama.. Hehehe.. kita memang sekarang ini sedang berkompetisi untuk menjadi orang yang paling dekat dan diingat oleh Toti. Bahkan kompetisi tambah ramai tatkala tantenya yang setiap hari menemani Toti saat aku dan istrku pergi bekerja juga ikut mulai menjalankan taktiknya untuk mengalahkan kami berdua.
Sepertinya sekarang ini semua hal gampang sekali untuk dipolitisir. Bahkan sampai urusan rumah tangga pun bisa dijalankan selayaknya politik yang kadang justru bikin pusing seperti sekarang ini. Setiap hari media cuma menunggu saatnya SBY bicara, giliran JK, mungkin lain waktu Mega, atau politisi-politisi lain yang juga sedang mencoba peruntungan untuk menjadi calom presiden seperti Prabowo, Wiranto dan juga Sultan. Begitu banyak masalah yang justru menurutku lebih urgen untuk dipikirkan tapi lewat begitu saja dan tak ada yang bisa terselesaikan dengan baik.
Ya, hari ini adalah hari pertama kampanye terbuka untuk semua partai yang menjadi peserta pemilu tahun ini. Aku sendiri tidak merasakan hal yang berbeda karena aku tetap menjalankan rutinitas sehari-hariku yang tidak berubah. Bangun, sholat shubuh, mengantarkan istriku berangkat ke rumah sakit, memandikan Toti, bikin bubur dan susu buat sarapan Toti, mandi dan berangkat ke kantor, soal sarapan bagiku sendiri menjadi hal yang tidak wajib karena memang dari dulu aku tidak terbiasa sarapan pagi, kecuali kalau memang sudah tersedia, padahal istriku saja berangkatnya lebih pagi dariku jadi tidak sempat untuk masak sarapan, ya harap maklum lah, hehehe..
Aku cuma berharap hari ini jalanan tidak begitu macet dan hujan juga tidak lagi mengguyur kota Semarang ini nanti sore. Bukan apa-apa, aku cuma lagi malas basah dan tak mau tertahan dijalanan aja..
Soal pilihan itu urusan pribadi masing-masing orang. Bagiku mencari pilihan yang terbaik mungkin tidak akan pernah ada, tapi soal memilih itu juga hak. Memilih boleh.. tidak juga tidak apa-apa, tidak ada yang bisa memaksa.
Menunggu Toti bicara, mungkin akan tiba saatnya nanti. Tapi menunggu partai-partai yang sekarang sedang berkampanye itu mewujudkan janji-janji mereka, mungkin hanya mereka sendiri yang tahu kapan saatnya, apakah akan ada atau tidak akan pernah ada. Mungkin janji hanya tinggal janji, kalau tidak mau sakit hati ya jangan memilih yang terlalu banyak janji.
Kalaupun ternyata kata pertama yang keluar dari bibirnya Toti bukan papa atau mama, mungkin hanya sedikit kekecewaan yang aku dan istriku rasakan, karena aku sendiri yakin bahwa kedepan masih ada jutaan kata yang akan keluar dari bibirnya dan diantaranya pasti akan terselip kata papa dan mama.
Itulah indahnya keluarga, dalam semua problem dan emosi yang meluap-luap selalu akan ada akhirnya. Dan dalam sebuah kompetisi pun kadang-kadang, memang tidak harus selalu ada pemenang bukan (?)

Tidak ada komentar: